Mewaspadai Bahaya Penyakit Kusta Lebih dari Sekadar Cacat Fisik!

Kusta, atau yang secara medis dikenal sebagai Morbus Hansen, adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Persepsi umum seringkali hanya fokus pada potensi kecacatan fisik yang ditimbulkan. Namun, bahaya penyakit kusta jauh melampaui sekadar perubahan pada kulit dan anggota tubuh. Dampak sosial, psikologis, dan komplikasi kesehatan lainnya juga menjadi ancaman serius yang tidak boleh diabaikan.

Ancaman Kesehatan di Balik Perubahan Fisik:

Kerusakan saraf tepi merupakan bahaya utama dari kusta yang tidak diobati. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya sensasi rasa sakit, suhu, dan sentuhan. Akibatnya, penderita rentan terhadap luka bakar, cedera, dan infeksi sekunder tanpa menyadarinya. Kelemahan otot juga dapat terjadi, terutama pada tangan dan kaki, yang secara bertahap dapat menyebabkan deformitas seperti jari-jari yang menekuk atau kaki yang terkulai. Kerusakan pada saraf wajah dapat mempengaruhi mata, menyebabkan mata kering, ulserasi kornea, dan bahkan kebutaan. Infeksi sekunder pada luka yang tidak terdeteksi dapat memperparah kerusakan jaringan dan mempersulit penanganan.

Dampak Sosial dan Psikologis yang Merusak:

Stigma yang melekat pada penyakit kusta seringkali menjadi beban yang lebih berat daripada gejala fisiknya. Penderita dapat mengalami diskriminasi, pengucilan dari keluarga dan masyarakat, serta kesulitan dalam mencari pekerjaan dan berinteraksi sosial. Isolasi ini dapat memicu masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan rendah diri. Keterbatasan fisik akibat kecacatan juga dapat menghambat partisipasi penderita dalam kehidupan sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Deteksi Dini dan Pengobatan Tuntas: Kunci Mengatasi Bahaya:

Kabar baiknya, kusta adalah penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan multidrug therapy (MDT). Pengobatan ini efektif membunuh bakteri penyebab dan menghentikan perkembangan penyakit. Semakin dini kusta terdeteksi dan diobati, semakin besar peluang untuk mencegah kerusakan saraf permanen dan kecacatan. Pengobatan MDT biasanya berlangsung selama 6 hingga 12 bulan dan tersedia secara gratis di pusat-pusat kesehatan.

Mari Hilangkan Stigma dan Tingkatkan Kesadaran:

Penting untuk mengedukasi masyarakat tentang kusta dan menghilangkan stigma yang tidak berdasar. Pengetahuan yang benar akan mendorong penderita untuk mencari pengobatan lebih awal dan membantu menciptakan lingkungan yang suportif bagi mereka. .

Mungkin Anda juga menyukai