Lebih Dekat dengan Diabetes Melitus Tipe 1 Kenali, Pahami, dan Kelola!
Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1), yang dulunya dikenal sebagai diabetes juvenil atau diabetes yang bergantung pada insulin, adalah penyakit autoimun kronis di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel beta di pankreas. Sel-sel beta ini bertanggung jawab untuk memproduksi insulin, hormon penting yang membantu gula (glukosa) dari makanan masuk ke dalam sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Tanpa insulin yang cukup, glukosa menumpuk dalam darah, menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. Mengenali lebih dekat DM Tipe 1, memahami penyebab, gejala, dan cara pengelolaannya sangat penting bagi individu yang didiagnosis maupun keluarga dan orang terdekat.
Penyebab Autoimun di Balik Diabetes Tipe 1
Penyebab pasti DM Tipe 1 belum sepenuhnya dipahami, namun diyakini melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Reaksi autoimun yang mendasari penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel beta pankreas seolah-olah mereka adalah benda asing. Proses ini mengakibatkan kekurangan insulin absolut, yang berarti tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali atau hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. DM Tipe 1 tidak terkait dengan gaya hidup seperti DM Tipe 2.
Gejala Khas Diabetes Tipe 1 yang Muncul Relatif Cepat
Gejala DM Tipe 1 seringkali berkembang dengan cepat, dalam beberapa minggu atau bahkan hari. Gejala yang paling umum meliputi:
- Poliuria (Sering Buang Air Kecil): Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal menarik lebih banyak air dari darah untuk dikeluarkan melalui urine.
- Polidipsia (Rasa Haus yang Berlebihan): Kehilangan cairan yang banyak melalui urine memicu rasa haus yang intens.
- Polifagia (Peningkatan Rasa Lapar): Meskipun makan lebih banyak, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi sehingga terus merasa lapar.
- Penurunan Berat Badan yang Tidak Disengaja: Tanpa insulin, tubuh mulai memecah otot dan lemak sebagai sumber energi alternatif, menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan meskipun nafsu makan meningkat.
- Kelelahan dan Kelemahan: Kekurangan energi akibat glukosa yang tidak dapat masuk ke dalam sel menyebabkan rasa lelah dan lemas yang persisten.
- Penglihatan Kabur: Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi lensa mata, menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
- Infeksi Jamur yang Berulang: Kadar gula darah yang tinggi dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur, menyebabkan infeksi pada kulit, mulut (sariawan), atau area genital.